Pahami Resusitasi Jantung Paru : Selamatkan Nyawa
Kita sering medengar berita di layar kaca dipenuhi oleh kronologi
kematian
mendadak tokoh selebriti setelah kelelahan bermain sepak bola.
Masyarakat seolah tidak percaya, bagaimana seorang figur publik dalam
usianya yang relatif muda tiba-tiba harus pergi meninggalkan seorang
istri cantik dan karirnya yang tengah melambung untuk selama-lamanya.
Sampai kurang lebih 1 bulan setelah kejadian itu,uni
t gawat darurat Pusat
Jantung Nasional penuh sesak oleh antrian pasien baik tua maupun muda,yang tiba-tiba meningkat
awareness-nya akan bahaya
serangan jantung.
Jumlah pendaftar per harinya mencapai tiga kali lipat jumlah kunjungan
biasanya, bahkan mereka rela membayar lebih mahal untuk pelayanan di
luar jam poliklinik rawat jalan untuk mendapatkan jawaban: “Apakah saya
punya
penyakit jantung?” Begitu kewalahan dokter jaga menanggapi situasi ini, dan di kalangan kami muncul istilah baru untuk fenomena ajaib ini:
Adjie Massaid Syndrome.
Serangan jantung bisa datang kapan saja, dimana saja, terhadap siapa saja, termasuk orang-orang yang anda kasihi. Dasarnya adalah
penyakit jantung koroner, dimana selama bertahun-tahun terbentuk plak pada lapisan dalam
pembuluh darah jantung
(aterosklerosis). Sedikit demi sedikit saluran pembuluh menyempit,
akibatnya aliran darah yang membawa oksigen serta nutrisi ke otot
jantung terganggu sebagian, kadang bermanifestasi sebagai
nyeri dada
saat aktivitas (angina). Bagaikan bisul, sunyi tapi ganas, plak koroner
dapat pecah kapan saja saat matang. Bedanya, nanah dari
jerawat
dapat segera anda seka dengan tisu, tapi bekuan darah serta serpihan
plak koroner dapat dengan segera menyumbat total pembuluh tersebut
mematikan otot jantung yang kekurangan suplai darah; inilah
serangan jantung itu.
Sebagai
pembunuh nomor satu, prestasi serangan jantung cukup menakutkan: setiap
2 menit di dunia ada satu orang yang meninggal karenanya dan 45%
terjadi pada usia kurang dari 65 tahun.
Salah satu
komplikasi dari serangan jantung adalah henti jantung (
cardiac arrest),
dimana jantung kehilangan fungsinya sebagai pompa sehingga darah
sebagai pembawa oksigen tidak lagi bersirkulasi ke seluruh tubuh.
Penderita menjadi hilang kesadaran, karena kurangnya aliran darah ke
otak dan pasien juga berhenti bernafas. Sel-sel otak hanya sanggup
bertahan
4-6 menit saja tanpa oksigen dari darah sebelum mengalami
kerusakan permanen, yang akan semakin luas seiring tempo hilangnya
sirkulasi. Dari 1,5 juta kejadian serangan jantung tiap tahun, sekitar
350.000 diantaranya meninggal sebelum sampai ke
rumah sakit.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah pertolongan pertama yang bisa anda berikan sebagai orang awam terdekat yang menyaksikan kejadian henti jantung, sebelum tenaga medis tiba. Faktanya
, 70% dari kejadian kegawatan jantung terjadi di rumah, saat ada kerabat dekat di sekitarnya.
American Heart Association memperkirakan 100.000-200.000 nyawa dapat diselamatkan tiap tahunnya apabila RJP dilakukan sedini mungkin.
Baca terus sampai selesai artikel ini, karena
10-15 menit yang anda
pakai untuk meresapi paparan teknik RJP berikut, mungkin adalah
perbedaan tipis antara hidup dan mati seseorang. Anda adalah bagian dari
rantai keselamatan (
chain of survival) dan perpanjangan tangan kami, tenaga medis.
1. Amankan kondisi sekitar
- Bila anda menemukan seseorang tidak sadar, perhatikan keadaan
sekitar, adakah sumber bahaya yang dapat mencederai pasien maupun anda
sebagai penolong seperti kabel listrik, kebakaran atau kendaraan yang
lalu lalang.
- Kalau sumber bahaya ini tidak dapat dikendalikan, pindahkan pasien ke lokasi aman dan sebisanya bertanah datar
2. Periksa kesadaran pasien
- Panggil pasien dengan suara keras dan jelas : “Bapak/Ibu, anda tidak apa-apa?” sambil menepuk atau menggoyang pundak pasien.
- Apabila tidak ada respon dari pasien, artinya pasien benar-benar tidak sadar
3. Panggil bantuan
Langkah berikutnya segera memanggil bantuan. Bila ada orang lain
disana mintalah mereka untuk melakukannya supaya anda bisa segera
kembali ke pasien. Telepon ambulans di nomor 118 atau
rumah sakit terdekat untuk meminta dukungan medis. Biasanya anda akan mendapat panduan dari operator.
4. Cek nadi pasien
- Pemeriksaan nadi harus dilakukan dengan cepat, tidak melebihi 10 detik dengan menggunakan dua jari.
- Lokasi nadi yang dapat diraba antara lain di pembuluh nadi leher
(karotis), terletak di samping kiri dan kanan jakun. Pembuluh ini
berukuran lebih besar dan lebih dekat dengan jantung dibandingkan
pembuluh darah di pergelangan tangan (radialis), sehingga lebih mudah
dirasakan.
- Bila nadi tidak berdenyut, segera mulai Resusitasi Jantung Paru (RJP)
5. Lakukan RJP dengan mengingat singkatan “C-A-B”
- C-A-B adalah kependekan dari Chest Compression (tekanan pada
dada) – Airway (pembebasan jalan nafas) – Breathing (meniupkan bantuan
nafas buatan)
- Rekomendasi ini dibuat oleh American Heart Association
tahun 2010 berdasarkan beberapa penelitian mutakhir yang menunjukkan
bahwa prioritas terhadap kompresi dada yang lebih cepat dan lebih kuat
mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa, tanpa menunda terlalu lama pemberian nafas buatan.
C : Compression
- Letakkan tangan anda, satu diatas yang lain pada sternum yaitu bagian tengah tulang dada, kira-kira diantara kedua puting.
- Berikan tekanan pada dada kurang lebih sedalam 2 inci (5 cm), dengan lengan lurus tanpa menekukkan siku
- Lakukan 30 kali tekanan dengan kecepatan 100x/menit (artinya satu
tekanan kurang lebih 1,5 detik). Tetap berikan waktu rongga dada untuk
membal kembali ke posisi semula diantara tiap tekanan yang diberikan
agar jantung mendapat kesempatan untuk terisi darah kembali.
- Satu siklus kompresi yang terdiri dari 30 kali tekanan dada hanya memerlukan waktu 18 detik saja.
- Bila ada interupsi atau ingin bergantian untuk melakukan kompresi, jeda waktunya jangan melebihi 10 detik.
- Saat melakukan RJP, perhatikan posisi poros lutut anda jangan terlalu jauh dari tubuh pasien agar anda tidak mudah lelah.
A : Airway
Cara memberikan bantuan nafas
- Pindahkan tangan yang tadinya di dahi pasien untuk menjepit
hidungnya, sementara dua jari tangan lain tetap mengangkat dagu pasien.
- Tarik nafas dan hembuskan perlahan nafas buatan ke mulut pasien
selama 1 detik. Bila tiupan terlalu kuat, kadang-kadang udara bisa
meleset masuk ke lambung. Karena itu sambil meniup biarkan mata melirik
ke dada, apakah mengembang naik atau tidak seiring masuknya udara ke paru-paru.
- Pastikan mulut anda menempel rapat ke mulut pasien sehingga udara yang diberikan efektif & tidak bocor keluar lagi.
- Bila nafas buatan belum masuk dengan benar, posisikan kepala kembali
dan ulangi. Apabila sudah masuk maka nafas buatan diberikan sekali
lagi, sehingga totalnya adalah dua hembusan efektif.
6. Lanjutkan RJP : Ulangi siklus pemberian 30 kompresi dada + 2 nafas buatan
- RJP harus dilakukan setidaknya selama 2 menit (5 siklus kompresi + nafas buatan) sebelum memeriksa kembali denyut nadi.
- Lanjutkan RJP hingga : ada orang lain yang menggantikan anda, tenaga
medis datang, atau kembalinya tanda-tanda kehidupan (denyut
nadi/gerakan nafas)
- Bila anda terlalu lelah untuk melanjutkan berhentilah untuk
istirahat sejenak jangan sampai justru anda yang akhirnya butuh
pertolongan.
7. Posisi pemulihan bila RJP berhasil
- Bila RJP berhasil dimana nadi dan nafas spontan sudah nyata, maka
pasien diberikan posisi pemulihan untuk mencegah tersedak bila pasien
tiba-tiba muntah.
- Caranya letakkan lengan pasien yang terdekat dengan anda terlentang
dengan telapak menghadap ke atas. Lalu, letakkan tangan lainnya diatas
dada. Angkat lutut pasien yang terjauh sehingga kaki pasien menekuk dan
telapak kaki menjejak lantai. Tarik lutut pasien ke arah anda sehingga
pasien akan terguling ke sisi. Kemudian, tarik telapak tangan yang tadi
diatas dada ke bawah kepala sebagai bantalan, sehingga telapak tangan
yang bersentuhan dengan lantai dan kepala tersanggah oleh punggung tangan.
Bagaimana? Sederhana bukan, tetapi mungkin anda baru akan faham
sepenuhnya setelah mencoba mempraktekkannya sendiri atau berlatih dengan
manekin. RJP tidak disarankan untuk diterapkan pada pasien yang masih
bernafas atau nadi masih berdenyut karena justru jantung bisa berhenti
karenanya.
Apabila merasa masih kurang mahir, anda dapat mengikuti kursus atau
pelatihan yang secara berkala diadakan oleh pusat-pusat
kesehatan.
Yang pertama harus diingat adalah jangan panik dan lakukan
saja RJP secepat mungkin apabila saatnya tiba tanpa ragu. Lebih baik
anda melakukannya walaupun tidak sempurna daripada tidak melakukannya
sama sekali. Sekitar 30% dari pasien yang menerima RJP, mengalami
patah tulang
dada, terutama manula. Namun, apalah artinya retak satu dua iga
dibanding nyawa yang tak tergantikan sekali direnggut oleh dewa maut.
Akhir kata saya ucapkan: Selamat ! Hari ini anda sudah belajar satu hal menarik:
bagaimana membantu menyelamatkan nyawa manusia.
Referensi :
- 2010 Handbook of Emergency Cardiovascular Care for Healthcare Providers. American Heart Association
- Travers AH, Rea TD, Bobrow BJ, Edelson DP, Berg RA, Sayre MR, Berg
MD, Chameides L, O’Connor RE, Swor RA. Part 4: CPR overview: 2010
American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation
and Emergency Cardiovascular Care.Circulation. 2010; 122 (suppl 3):
S676-S684
- Berg RA, Hemphill R, Abella BS, et al. Part 5: Adult Basic Life
Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation.
2010;122(18)(suppl 3):S685-S705
Sumber :
http://www.tanyadok.com/kesehatan/pahami-resusitasi-jantung-paru-anda-selamatkan-satu-nyawa
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita